Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 28 Mar, 2025

Bisakah Aset Kripto Menjadi Penyelamat Investor di Tengah Resesi?

Bitcoin (BTC) masih menunjukkan ketahanan di atas level $86.000 minggu ini. Sementara itu, beberapa koin meme seperti Pepecoin, Shiba Inu, dan Floki mengalami lonjakan harga yang signifikan, bahkan mencapai dua digit. Namun, di tengah euforia pasar kripto, muncul peringatan serius dari seorang ekonom terkemuka asal Amerika Serikat.

Mengutip laporan dari crypto.news, Mark Zandi, kepala ekonom di Moody’s Analytics, menyatakan bahwa Amerika Serikat berpotensi mengalami resesi pada 2025. Dalam unggahannya di platform X, Zandi menyoroti bahwa indikator utama resesi versi dirinya sedang menunjukkan sinyal waspada.

Indikator ini merujuk pada tingkat kepercayaan konsumen yang mengalami penurunan drastis sebesar 17 poin dalam tiga bulan terakhir. Jika angka ini terus turun hingga 20 poin, biasanya masyarakat akan mulai mengurangi pengeluaran, yang pada akhirnya dapat memperlambat ekonomi dan berpotensi memicu resesi.

“Resesi secara teknis terjadi ketika perekonomian mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut,” jelas Zandi.

Meski terdengar mengkhawatirkan, situasi ini justru bisa menjadi peluang bagi aset-aset berisiko seperti mata uang kripto. Sejarah menunjukkan bahwa ketika ekonomi melemah dan bank sentral—dalam hal ini The Fed—menurunkan suku bunga, investor cenderung beralih ke aset yang berpotensi memberikan keuntungan besar.

Sebagai contoh, setelah krisis keuangan 2008, pasar saham AS mengalami tren bullish selama satu dekade. Hal serupa terjadi saat pandemi Covid-19, ketika Bitcoin yang sempat anjlok ke $4.000 pada Maret 2020, berhasil melesat hingga mencetak rekor $69.000 di akhir 2021. Ethereum juga mengalami lonjakan tajam dari $80 ke hampir $5.000.

Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh kebijakan The Fed yang melonggarkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke pasar. Saat akses terhadap uang menjadi lebih mudah, investor lebih berani mengambil risiko, termasuk mengalokasikan dana ke aset kripto.

Menariknya, meskipun resesi dapat dihindari, aset kripto tetap berpeluang untuk menguat. Beberapa analis berpendapat bahwa kekhawatiran Zandi lebih bersifat subjektif, terutama karena dipengaruhi oleh kebijakan tarif perdagangan dari era kepemimpinan Donald Trump. Jika kebijakan ini dilonggarkan atau bahkan dihapuskan, maka pasar dapat kembali mengalami pertumbuhan positif.

Namun, penting untuk dicatat bahwa ketika resesi terjadi atau bahkan sekadar diprediksi, hampir semua aset akan mengalami tekanan, termasuk Bitcoin dan altcoin.

 

✅ Dapatkan Update Signal Forex dan Insight Eksklusif di Channel Invezto.

Klik disini: https://invezto.com/channel

Tetap konsisten, terus belajar, dan semoga sukses di perjalanan tradingmu!

You may also like

Related posts