Harga Bitcoin kembali mengalami penurunan signifikan pada 4 Februari 2025, memicu kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku pasar kripto. Setelah sempat stabil di kisaran $50.000–$55.000 pada awal tahun, nilai aset kripto terbesar ini tiba-tiba merosot hingga 20% dalam 24 jam, menyentuh level terendah $40.000. Fenomena ini mengundang pertanyaan: Apa yang memicu kejatuhan Bitcoin kali ini? Berikut analisis berdasarkan faktor teknis, fundamental, dan eksternal yang mungkin menjadi penyebabnya.
1. Kebijakan Regulasi Baru dari Pemerintah AS
Salah satu faktor utama yang diduga memicu penurunan harga Bitcoin adalah pengumuman regulasi ketat oleh pemerintah Amerika Serikat pada 3 Februari 2025. Departemen Keuangan AS dikabarkan akan memberlakukan aturan baru yang membatasi penggunaan aset kripto untuk transaksi lintas negara, terutama yang terkait dengan cross-border payments dan mixer services (layanan pencampur transaksi). Aturan ini bertujuan mencegah pencucian uang, tetapi dianggap membatasi privasi dan fleksibilitas Bitcoin. Investor khawatir regulasi ini akan mengurangi daya tarik Bitcoin sebagai aset desentralisasi, sehingga memicu aksi jual besar-besaran.
2. Penjualan Besar-Besaran oleh Whales Bitcoin
Data blockchain menunjukkan bahwa beberapa pemegang Bitcoin (dikenal sebagai whales) melakukan penjualan masif sejak akhir Januari 2025. Salah satu dompet anonim yang diduga milik institusi keuangan tradisional menjual sekitar 15.000 BTC (senilai $750 juta) dalam waktu 48 jam. Aksi ini menciptakan tekanan jual di pasar, diperparah oleh algoritma perdagangan otomatis (trading bots) yang mempercepat tren penurunan. Selain itu, sentimen negatif semakin kuat ketika CEO sebuah perusahaan teknologi ternama mengumumkan divestasi 30% portofolio Bitcoin milik perusahaannya.
3. Gejolak Pasar Tradisional dan Kenaikan Suku Bunga The Fed
Pada awal Februari 2025, The Federal Reserve (Bank Sentral AS) menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5% untuk mengontrol inflasi yang masih tinggi. Keputusan ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS semakin menarik dibanding aset berisiko seperti Bitcoin. Banyak investor beralih ke instrumen safe-haven seperti emas dan obligasi, sehingga likuiditas di pasar kripto berkurang. Indeks S&P 500 dan Nasdaq juga turun 3% pada hari yang sama, mencerminkan ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada seluruh kelas aset, termasuk kripto.
4. Serangan Siber pada Pertukaran Kripto Besar
Satu hari sebelum kejatuhan harga, sebuah platform pertukaran kripto terkemuka di Asia melaporkan kebocoran data pengguna dan pencurian aset senilai $300 juta. Insiden ini memicu kekhawatiran akan keamanan ekosistem kripto, terutama setelah beberapa tahun relatif stabil. Meski Bitcoin tidak langsung terpengaruh, sentimen negatif tersebut membuat investor ritel panik dan menarik dana mereka dari pasar.
5. Ketidakpastian Upgrade Jaringan Bitcoin
Komunitas Bitcoin sempat dilanda perdebatan mengenai proposal upgrade jaringan yang dijadwalkan pada pertengahan 2025. Upgrade ini bertujuan meningkatkan skalabilitas melalui integrasi teknologi Layer-3. Namun, ketidaksepakatan antar pengembang inti Bitcoin terkait risiko hard fork dan kompatibilitas menyebabkan keraguan di kalangan miner dan investor. Ketidakpastian ini mengurangi kepercayaan terhadap prospek jangka pendek Bitcoin.
Dampak dan Proyeksi ke Depan
Penurunan harga Bitcoin pada 4 Februari 2025 mengingatkan pasar pada volatilitas ekstrem yang melekat pada aset kripto. Namun, sejumlah analis melihat ini sebagai koreksi sehat setelah kenaikan berkelanjutan sejak 2024. Beberapa faktor yang mungkin memulihkan harga antara lain:
1. Adopsi institusional yang terus meningkat, terutama dari perusahaan di Eropa dan Timur Tengah.
2. Peluncuran ETF Bitcoin berbasis fisik di pasar Asia.
3. Penyelesaian upgrade jaringan Bitcoin yang sukses.
Anjloknya harga Bitcoin pada adalah hasil kombinasi faktor regulasi, aksi spekulatif, dan gejolak makroekonomi. Meski menimbulkan kepanikan jangka pendek, insiden ini juga membuka peluang akumulasi bagi investor jangka panjang. Seperti biasa, volatilitas Bitcoin tetap menjadi tantangan sekaligus daya tariknya. Pemain pasar disarankan untuk tetap memantau perkembangan regulasi, tren teknologi blockchain, dan kondisi makro global sebelum mengambil keputusan investasi.
EUR/USD – Analisis Teknikal HarianHarg...
USD/JPY – Analisis Teknikal HarianHarg...
XAU/USD – Analisis Teknikal HarianHarg...
USD/JPY – Analisis Teknikal HarianHarg...