Harga minyak mentah dunia kembali menunjukkan tren penguatan pada Jumat (16/5), seiring dengan meredanya tensi dagang antara Amerika Serikat dan China. Harga minyak Brent tercatat naik tipis 0,26% ke level US$64,70 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,29% ke US$61,80 per barel. Ini menjadi sinyal pemulihan setelah pekan sebelumnya diwarnai gejolak akibat isu geopolitik dan fluktuasi pasokan global.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Minyak
- Penurunan Tarif dalam Kesepakatan Dagang AS-China
Kedua negara sepakat menunda pemberlakuan tarif baru selama 90 hari dan memangkas tarif yang sudah ada. AS menurunkan bea masuk dari 145% menjadi 30%, sementara China memotong tarif produk asal AS dari 125% menjadi 10%. Kesepakatan ini langsung memantik optimisme pasar energi, mengingat AS dan China adalah dua konsumen minyak terbesar dunia. Efek langsungnya terlihat pada 12 Mei 2025, ketika harga minyak sempat melonjak lebih dari 3%. - Ekspektasi Pemulihan Permintaan Global
Sebelumnya, ketegangan dagang menekan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi. Kini, meredanya konflik membawa kembali kepercayaan investor terhadap prospek konsumsi minyak, khususnya di sektor industri dan transportasi. - Pasokan Global Tetap Jadi Sorotan
Meskipun sentimen pasar saat ini positif, pelaku pasar masih berhati-hati terhadap ancaman oversupply. Laporan Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan pasokan minyak global berpotensi naik hingga 1,6 juta barel per hari (bph) tahun ini, didorong oleh peningkatan produksi dari Arab Saudi dan negara-negara OPEC+ lainnya. Selain itu, diskusi antara AS dan Iran terkait program nuklir juga bisa membuka peluang ekspor minyak Iran kembali ke pasar internasional.
Pergerakan Harga Minyak Sepanjang Pekan
- 12 Mei 2025: Harga melonjak lebih dari 3% usai pengumuman kesepakatan AS-China, dengan Brent menyentuh US$64,14 dan WTI berada di US$63,14.
- 14 Mei 2025: Harga mengalami koreksi ringan akibat penguatan dolar AS dan aksi ambil untung pasca kenaikan tajam.
- 16 Mei 2025: Harga kembali naik seiring konsolidasi sentimen positif dan meredanya risiko geopolitik.
Potensi Risiko yang Masih Mengintai
- Kebijakan Produksi OPEC+
Meskipun produksi sempat turun pada April, rencana OPEC+ untuk menaikkan output hingga 1,22 juta bph bisa menekan harga jika permintaan tidak naik seiring. - Kesepakatan Nuklir AS-Iran
Jika pembicaraan antara AS dan Iran berujung pada kesepakatan, maka pasokan dari Iran bisa kembali membanjiri pasar dan memberi tekanan tambahan pada harga minyak. - Performa Ekonomi China
Sebagai negara yang menyerap sekitar 20% impor minyak global, perkembangan pemulihan ekonomi China akan sangat memengaruhi tren harga minyak dunia ke depan.
Pemulihan harga minyak dalam sepekan terakhir sebagian besar didorong oleh meredanya ketegangan dagang AS-China, yang memberi harapan terhadap pulihnya permintaan energi global. Namun, faktor pasokan, dinamika geopolitik, dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi tetap menjadi tantangan utama. Dalam jangka pendek, harga Brent diprediksi akan bergerak dalam rentang US$64–US$67 per barel, tergantung pada perkembangan lanjutan negosiasi nuklir Iran serta sikap OPEC+ dalam menyesuaikan produksi.
✅ Dapatkan Update Signal Forex dan Insight Eksklusif di Channel Invezto.
Klik disini: https://invezto.com/channel
Tetap konsisten, terus belajar, dan semoga sukses di perjalanan tradingmu!