Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar offshore berhasil bangkit dari level lemahnya di kisaran Rp16.700-an, seiring dengan melemahnya indeks dolar AS yang jatuh ke posisi terendah dalam enam bulan terakhir. Pelemahan ini dipicu oleh gejolak pasar global yang meningkat akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump, yang memicu sentimen risk-off secara luas di pasar keuangan.
Kontrak rupiah Non-Deliverable Forward (NDF) dengan tenor satu bulan tercatat menguat 0,2% pada Kamis dan ditutup di level Rp16.738 per dolar AS. Pada Jumat pagi, rupiah NDF melanjutkan penguatannya dan diperdagangkan di kisaran Rp16.678 per dolar AS, berdasarkan data real-time dari Bloomberg.
Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi bersamaan dengan anjloknya indeks dolar AS (DXY), yang mencerminkan pelemahan greenback terhadap enam mata uang utama dunia. Indeks DXY menyentuh level 101,8 pada Jumat pagi, posisi terendah sejak awal Oktober 2024. Pada penutupan sebelumnya, indeks ini melemah tajam sebesar 1,67% di tengah kekacauan pasar saham Amerika, yang mengalami tekanan besar dan kehilangan nilai hingga US$2,5 triliun akibat aksi jual masif imbas dari kebijakan proteksionis Trump.
Penguatan tidak hanya terjadi pada rupiah. Sebagian besar mata uang Asia lainnya juga menunjukkan tren menguat di pasar spot pada Jumat pagi, mengikuti arah pelemahan dolar AS secara global.
✅ Dapatkan Update Signal Forex dan Insight Eksklusif di Channel Invezto.
Klik disini: https://invezto.com/channel
Tetap konsisten, terus belajar, dan semoga sukses di perjalanan tradingmu!
XAU/USD – Analisis Teknikal HarianHarg...
USD/JPY – Analisis Teknikal HarianHarg...
Harga emas dunia kembali menunjukkan tar...
Harga emas dunia kembali bergerak naik p...