Kebijakan Presiden Donald Trump yang berencana mengenakan tarif pada kapal buatan China berpotensi menjadi bumerang bagi industri maritim Amerika Serikat. Hal ini diungkapkan oleh para pelaku industri pelayaran AS dalam sidang Perwakilan Dagang AS pada Senin (24/3/2025).
Dalam pernyataannya, mereka menyoroti bagaimana rencana penambahan biaya bagi kapal buatan China dapat mencapai hingga US$ 3 juta (sekitar Rp 49 miliar) per kunjungan di pelabuhan AS. Mereka memperingatkan bahwa kebijakan ini justru bisa merugikan operator kapal domestik, pelabuhan, eksportir, serta mengancam lapangan pekerjaan.
"Kepentingan nasional tidak akan terpenuhi jika upaya meningkatkan pembangunan kapal dalam negeri malah berujung pada kehancuran industri perkapalan Amerika," ujar CEO Seaboard Marine, Edward Gonzalez, dikutip dari Reuters.
Seaboard, seperti banyak operator AS lainnya, sangat bergantung pada kapal buatan China. Data dari penyedia informasi maritim Alphaliner menunjukkan bahwa dari total 24 kapal yang dimiliki Seaboard, 16 di antaranya dibuat di China.
Dominasi China dalam industri perkapalan juga terlihat dari kapasitas produksinya yang jauh lebih besar dibandingkan AS. Menurut USTR, pangsa pasar pembuatan kapal China telah meningkat drastis, dari kurang dari 5% pada tahun 1999 menjadi lebih dari 50% pada 2023.
"Galangan kapal AS hanya mampu memproduksi kurang dari 10 kapal per tahun, sedangkan China mampu menghasilkan hingga 1.000 kapal," ungkap salah satu pembicara dalam forum tersebut.
Pemerintahan Trump beralasan bahwa ketimpangan ini menjadi dasar penerapan tarif tambahan demi kepentingan nasional. Dukungan datang dari serikat pekerja baja, produsen baja, serta beberapa anggota parlemen Demokrat yang meyakini bahwa kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
CEO Kamar Dagang Amerika, Kathy Metcalf, memperingatkan bahwa menggantikan kapal buatan China bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara instan. Menurutnya, kebijakan ini perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak justru merugikan industri maritim AS sendiri.
"Menghukum China tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap sistem transportasi laut AS bukanlah langkah yang bijak," katanya.
Kekhawatiran serupa juga muncul di sektor pertanian. Mike Koehne, anggota dewan American Soybean Association, meminta agar kebijakan ini tidak sampai merugikan petani Amerika yang bergantung pada akses pasar luar negeri.
"Saya harap kebijakan ini tidak mengorbankan akses pasar bagi para petani yang sudah berjuang keras," ujarnya.
Nate Herman, Wakil Presiden Senior Bidang Kebijakan di American Footwear and Apparel Association, menambahkan bahwa lonjakan biaya pelabuhan akibat kebijakan ini bisa menyebabkan kehilangan pekerjaan, kenaikan harga ekspor-impor, serta kelangkaan barang bagi konsumen.
Mengutip studi dari beberapa kelompok perdagangan, Herman mengungkapkan bahwa tarif tambahan ini berpotensi menurunkan ekspor AS hampir 12% serta menyusutkan PDB sebesar 0,25%.
"Keluarga kelas pekerja di AS tidak akan sanggup menanggung kenaikan harga lebih lanjut, sementara produsen dan petani Amerika juga tidak bisa kehilangan lebih banyak pasar ekspor," tegas Herman.
✅ Dapatkan Update Signal Forex dan Insight Eksklusif di Channel Invezto:
Link Channel
> WA Channel: https://invezto.com/channel_wa
> Tele Channel: https://invezto.com/channel_tele
Tetap konsisten, terus belajar, dan semoga sukses di perjalanan tradingmu!
XAU/USD – Analisis Teknikal HarianHarg...
USD/JPY – Analisis Teknikal HarianHarg...
Harga emas dunia kembali menunjukkan tar...
Harga emas dunia kembali bergerak naik p...