Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 15 Dec, 2025

Perak Pecundangi Emas & S&P 500 di 2025

Perak Pecundangi Emas & S&P 500 di 2025

Perak: Aset "Receh" yang Sukses Pecundangi Emas dan Saham di 2025 (Dan Kamu Masih Nggak Punya?)

Sementara dunia finansial sibuk teriak-teriak soal Bitcoin yang naik-turun seperti wahana Dufan atau memuja Emas sebagai "raja" logam mulia, ada satu aset yang diam-diam menyelinap dan memenangkan medali emas tahun ini. Ironisnya, pemenangnya adalah logam yang sering kamu anggap remeh: Perak.

Ya, "Poor Man's Gold" alias Emas-nya Orang Miskin ini ternyata sedang mencetak performa yang bikin manajer investasi saham geleng-geleng kepala. Artikel terbaru dari Jeffrey Neal Johnson di MarketBeat membongkar fakta brutal yang mungkin terlewat oleh radarmu: Perak secara resmi mengalahkan Emas dan S&P 500 di tahun 2025.

Kalau kamu masih berpikir perak cuma buat perhiasan murah atau sendok makan nenek moyang, selamat, kamu baru saja melewatkan salah satu reli terbesar tahun ini. Tapi tenang, artikel ini bukan untuk menertawakanmu (oke, mungkin sedikit), tapi untuk memberitahumu apa yang sedang terjadi dan kemana arah "Si Logam Iblis" ini selanjutnya.

Skor Sementara: Perak 1, Aset Lain 0

Mari bicara data, karena angka tidak pernah berbohong (meski kadang menyakitkan). Secara Year-to-Date (YTD) di 2025, perak mencatatkan kenaikan sekitar 95%. Bandingkan dengan Emas yang "cuma" naik 60% (masih bagus sih, tapi kalah telak), atau S&P 500 yang tertinggal jauh di belakang.

Lonjakan ini bukan kebetulan. Ini adalah hasil dari badai sempurna (perfect storm) yang terdiri dari tiga elemen mematikan: permintaan industri yang gila-gilaan, persediaan global yang menipis, dan kebijakan moneter yang berubah arah.

ETF iShares Silver Trust (SLV), kendaraan favorit investor untuk menunggangi reli ini, sudah menyentuh level $51 di akhir November. Ini adalah bukti bahwa uang pintar (Smart Money) sudah parkir di sini sejak lama, sementara ritel sibuk mengejar saham meme.

The Thanksgiving Squeeze: Saat Pasar "Kertas" Mati Kutu

Ada satu kejadian horor di akhir November lalu yang menjadi bukti nyata betapa rapuhnya pasar perak. Sebuah kegagalan sistem pendingin di data center CyrusOne menyebabkan perdagangan futures (kontrak berjangka) di CME terhenti selama sepuluh jam.

Apa yang terjadi saat layar komputer mati dan para trader kertas tidak bisa berjualan? Pasar fisik mengambil alih. Harga spot di London dan Shanghai melonjak ke rekor $56,72 per ounce.

Kejadian ini mengajarkan satu pelajaran mahal: Harga komoditas seringkali dimanipulasi oleh pasar derivatif (kertas). Tapi begitu pasar kertas macet, realita pasokan fisik yang langka langsung menampar wajah pasar. Ini adalah proof of concept bahwa perak fisik (real, deliverable silver) sedang dalam kondisi krisis pasokan yang akut.

Panel Surya & Revolusi Industri: Bukan Lagi Logam Perhiasan

Lupakan sendok perak. Pendorong utama harga perak sekarang adalah teknologi masa depan. Dunia sedang kecanduan energi hijau, dan perak adalah "heroin"-nya panel surya.

Tahun 2026 diproyeksikan akan menjadi tahun kelima berturut-turut di mana dunia mengalami defisit pasokan struktural. Silver Institute memproyeksikan kekurangan hampir 95 juta ons. Total defisit sejak 2021? Sekitar 820 juta ons. Itu setara dengan seluruh produksi tambang global selama satu tahun penuh yang hilang ditelan bumi!

Teknologi Baru = Lebih Banyak Perak

Biasanya, kalau harga bahan baku naik, pabrik akan berhemat (thrifting). Tapi di industri solar, yang terjadi justru sebaliknya. Transisi dari sel surya jadul (PERC) ke teknologi baru yang lebih efisien (TOPCon dan HJT) justru membutuhkan perak lebih banyak.

  • Sel lama butuh ~10 miligram per watt.
  • Sel baru butuh 13 - 22 miligram per watt.

Jadi, semakin dunia ingin "Go Green", semakin dunia butuh perak. Dan stok di gudang Shanghai sudah berada di level terendah dalam satu dekade. Kamu bisa hitung sendiri matematikanya.

SLV: Raksasa yang Bisa Memicu Ledakan

Bagi kamu yang malas simpan batangan perak di bawah kasur, iShares Silver Trust (SLV) adalah solusinya. ETF ini bukan kaleng-kaleng; mereka memegang sekitar 501,9 juta ons perak di brankas London dan New York. Itu setara dengan 60% produksi tambang global setahun!

Yang menarik, data menunjukkan bahwa minat jual kosong (short interest) di SLV cukup tinggi, sekitar 9,63% dari float. Dalam pasar yang sedang naik (bull market), ini adalah bahan bakar roket. Ketika harga menembus resistensi (seperti $50 baru-baru ini), para short seller dipaksa membeli kembali saham (cover position) untuk menutup rugi, yang justru mendorong harga naik lebih tinggi lagi. Fenomena ini disebut Short Squeeze, dan rasanya nikmat sekali bagi pemegang posisi Long.

The Fed & Perang Dagang: Bensin Tambahan

Selain fundamental fisik, faktor makroekonomi juga mendukung. The Fed diprediksi akan memangkas suku bunga lagi di pertemuan 9-10 Desember (probabilitas 85%). Suku bunga turun = Dolar melemah = Harga komoditas (dalam dolar) naik.

Tapi ada satu lagi katalis gila: Perang Dagang & Status "Critical Mineral".

Pemerintah AS baru saja menetapkan perak sebagai "Mineral Kritis" di akhir 2025. Dengan investigasi tarif baru, AS yang mengimpor 64% kebutuhan peraknya mulai panik. Terjadi aksi beli pencegahan (precautionary buying) sekitar 75 juta ons sejak Oktober. Ini adalah pembelian strategis negara yang bersaing langsung dengan kebutuhan industri.

Kesimpulan: Apakah Masih Sempat Masuk?

Pertanyaan sejuta dolarnya: "Apakah saya sudah terlambat?"

Jawabannya: Mungkin belum, tapi volatilitas akan menamparmu.

Kenaikan 95% dalam setahun itu tidak normal, dan pasti akan ada aksi ambil untung (profit taking) yang bikin mual. Tapi, lantai harga perak (price floor) sudah naik secara permanen. Kombinasi dari defisit pasokan yang kronis, permintaan panel surya yang rakus, dan status mineral kritis berarti kita sedang melihat awal dari structural bull market jangka panjang.

Perak bukan lagi "Poor Man's Gold". Dia sudah lulus jadi "Smart Man's Strategic Asset". Pilihan ada di tanganmu: mau ikut gelombang ini, atau cuma nonton dari pinggir lapangan sambil menyesal?


Mau Tahu Kapan Harus Beli atau Jual Perak?

Pasar komoditas itu liar, bung. Satu hari kamu merasa jenius, besoknya kamu bisa margin call kalau tidak tahu level teknikalnya. Jangan main tebak-tebakan buah manggis dengan uangmu.

Dapatkan panduan trading yang masuk akal dan data-driven.

👉 Follow akun social media INVEZTO sekarang juga! Kami memberikan update harian seputar level kunci perak, emas, dan saham, serta strategi untuk tetap selamat di pasar yang penuh manipulasi ini. Klik follow sebelum harga perak terbang ke Bulan dan kamu ketinggalan roketnya!

You may also like

Related posts