Presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memperketat kebijakan perdagangannya dengan mengancam menerapkan tarif 200% terhadap anggur, sampanye, dan minuman beralkohol dari Uni Eropa (UE). Langkah ini merupakan respons terhadap rencana UE yang akan mengenakan tarif sebesar US$28,26 miliar terhadap produk AS, termasuk wiski, yang mulai berlaku pada April.
Kebijakan tarif UE sendiri merupakan balasan atas keputusan AS yang menaikkan bea masuk baja dan aluminium sebesar 25% sejak Rabu lalu. Trump menegaskan bahwa jika UE tidak segera membatalkan tarif tersebut, maka AS akan menerapkan tarif tinggi terhadap produk minuman beralkohol dari Prancis dan negara-negara UE lainnya.
Trump mengecam langkah UE terhadap wiski asal AS, menyebutnya sebagai tindakan yang "keji." Ia juga menuduh UE sebagai salah satu entitas yang paling agresif dalam kebijakan perpajakan dan tarif. Menurut Trump, Uni Eropa dibentuk untuk mengambil keuntungan dari AS, dan ia menegaskan tidak akan mundur dari kebijakan tarif yang agresif.
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi meskipun ia menekankan bahwa kebijakan tarif yang berlebihan dapat merugikan dunia usaha. Menteri Perdagangan Luar Negeri Prancis, Laurent Saint-Martin, menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada ancaman AS dan akan mengambil langkah balasan jika diperlukan. Di sisi lain, Menteri Pertanian Spanyol berharap solusi dapat dicapai melalui perundingan.
Kelompok perdagangan minuman beralkohol di Eropa, Spirits Europe, meminta AS dan UE agar tidak menjadikan industri mereka sebagai alat negosiasi dalam konflik tarif ini. Pelaku usaha di AS juga khawatir dengan kebijakan Trump, karena tarif tinggi dapat meningkatkan harga jual dan menurunkan daya saing bisnis. Seorang pemilik restoran di New Jersey menyatakan bahwa kebijakan ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi sektor usaha yang bergantung pada impor minuman beralkohol dari Eropa.
Salah satu produsen sampanye Prancis, Taittinger, memperkirakan bahwa tarif 200% akan membuat harga beberapa botol minuman melonjak dari sekitar US$60 menjadi lebih dari US$180. Federasi eksportir anggur dan minuman beralkohol Prancis (FEVS) menyalahkan Komisi Eropa karena membuat industri mereka menjadi sasaran kebijakan Trump.
Menurut Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), ekspor anggur dan sampanye Eropa ke AS mencapai hampir US$5,2 miliar pada tahun 2023.
Perang dagang Trump tidak hanya menyasar Uni Eropa, tetapi juga Kanada, Meksiko, dan China dengan alasan mereka tidak cukup berupaya menekan penyelundupan fentanil dan imigrasi ilegal ke AS. Beberapa negara, seperti China dan Kanada, telah merespons dengan kebijakan tarif balasan. Sementara itu, ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Trump memicu kekhawatiran akan potensi resesi dan mengganggu stabilitas pasar keuangan.
✅ Dapatkan Update Signal Forex dan Insight Eksklusif di Channel Invezto:
Link Channel
> WA Channel: https://invezto.com/channel_wa
> Tele Channel: https://invezto.com/channel_tele
Tetap konsisten, terus belajar, dan semoga sukses di perjalanan tradingmu!
🎉 Rayakan Hari Raya dengan Hadiah Ema...
Analisis Teknikal USD/JPY: Potensi Korek...
Analisis Teknikal AUD/USD: Bearish Setel...
Harga emas global terus mengalami kenaik...