
Pasar kripto kembali melesat dalam 24 jam terakhir, didorong oleh grasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada pendiri Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, serta penguatan bursa saham Wall Street menjelang rilis data inflasi terbaru AS.
Berdasarkan data CoinMarketCap, Jumat (24/10/2025) pukul 06.16 WIB, kapitalisasi pasar kripto global melonjak 2,83% menjadi US$ 3,7 triliun dalam 24 jam terakhir.
Bitcoin kini kembali mendekati level psikologis US$ 111 ribu, setelah sempat tertekan di bawah US$ 107 ribu sehari sebelumnya. Meski begitu, harga masih jauh dari rekor tertingginya (ATH) di US$ 126.223 yang tercatat pada 7 Oktober 2025.
Laporan dari CoinDesk menyebut bahwa grasi Presiden Donald Trump kepada Changpeng Zhao (CZ) menjadi pemicu utama reli kripto hari ini.
Langkah kontroversial tersebut disambut positif oleh komunitas kripto global, yang menilai keputusan ini sebagai sinyal ramah terhadap inovasi dan industri aset digital di Amerika Serikat.
“Keputusan Trump memberi grasi kepada CZ menandai arah kebijakan yang lebih terbuka terhadap sektor kripto di AS,” tulis analis CoinDesk Markets.
Grasi tersebut juga disebut memperkuat optimisme bahwa pemerintahan Trump tidak akan memperketat regulasi aset digital secara agresif, terutama menjelang pemilihan legislatif paruh waktu yang kian dekat.
Tak hanya kripto, saham-saham terkait aset digital di Wall Street juga ikut terdongkrak:
Sementara itu, indeks Nasdaq naik 1%, mencerminkan optimisme bahwa sektor teknologi — termasuk blockchain dan AI — akan diuntungkan oleh kebijakan suku bunga rendah dan lingkungan regulasi yang lebih bersahabat.
Meskipun harga Bitcoin melonjak dalam 24 jam terakhir, pola pergerakan ekstrem (whipsaw pattern) masih mendominasi pasar.
Analis memperingatkan bahwa reli cepat seperti ini kerap diikuti aksi jual mendadak, terutama di tengah likuiditas rendah dan fluktuasi volume perdagangan.
Harga Bitcoin sempat menyentuh US$ 111.100 pada puncak intraday, sebelum stabil di kisaran US$ 110 ribu.
Sehari sebelumnya, BTC anjlok ke US$ 107 ribu, dan dua hari sebelumnya bahkan sempat melonjak ke US$ 114 ribu — menandakan pasar masih sangat reaktif terhadap berita makro dan politik AS.
“Volatilitas yang ekstrem ini menunjukkan bahwa investor masih berhati-hati. Namun, aksi beli kuat di bawah US$ 108 ribu menandakan minat akumulasi masih hidup,” ujar analis teknikal CryptoQuant.
Reli kripto kali ini juga diperkuat oleh penguatan bursa saham AS. Investor optimistis menjelang rilis data Consumer Price Index (CPI) untuk September, yang akan menjadi indikator terakhir sebelum rapat kebijakan Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan 28–29 Oktober 2025, dan kemungkinan satu kali lagi pada Desember.
Jika terealisasi, suku bunga akan turun ke kisaran 3,75%–4%, level terendah dalam dua tahun terakhir.
Lingkungan suku bunga rendah ini biasanya mendorong aliran modal ke aset berisiko seperti Bitcoin dan altcoin, serupa dengan kondisi pasar pada awal reli besar 2020–2021.
“Kebijakan moneter longgar dan keputusan politik pro-kripto bisa menciptakan kombinasi yang sangat bullish bagi pasar aset digital,” tulis analis makro The Kobeissi Letter.
Ke depan, pelaku pasar akan fokus pada dua katalis utama:
Sementara itu, analis teknikal memperkirakan:
Kombinasi antara grasi politik, sentimen positif di Wall Street, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga berhasil menghidupkan kembali euforia pasar kripto.
Namun, pola whipsaw dan volume yang belum stabil menjadi sinyal bahwa reli kali ini masih rapuh.
“Ini bisa jadi titik awal untuk reli baru, tapi pasar belum benar-benar keluar dari fase konsolidasi,” ujar analis Markus Thielen dari 10x Research.
Dengan The Fed yang semakin dekat pada pelonggaran kebijakan dan Trump yang tampak mendekati komunitas kripto, banyak pengamat menilai bahwa akhir 2025 bisa menjadi momentum besar bagi Bitcoin — jika volatilitas berhasil dijinakkan.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...