
Pasar kripto kembali menunjukkan penguatan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) hari ini melesat lebih dari 1%, didorong oleh membaiknya sentimen global dan prospek pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
Bahkan, sejumlah analis teknikal memperkirakan potensi kenaikan hingga 70% ke depan, jika momentum bullish saat ini berlanjut.
Berdasarkan data CoinMarketCap, Selasa (21/10/2025) pukul 06.10 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 1,2% menjadi US$ 3,75 triliun dalam 24 jam terakhir.
Bitcoin sebelumnya sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 126.223 pada 7 Oktober 2025, sebelum mengalami koreksi tajam di tengah gejolak geopolitik dan likuiditas yang ketat.
Mengutip laporan CoinTelegraph, pemulihan harga Bitcoin kali ini ditopang oleh membaiknya kondisi makroekonomi global dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap aset berisiko.
Katalis utama datang dari meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan China setelah Presiden Donald Trump mengonfirmasi akan bertemu Presiden Xi Jinping dalam KTT APEC di Seoul pada 31 Oktober 2025.
Pasar menilai peluang tercapainya kesepakatan dagang baru di antara dua ekonomi terbesar dunia itu dapat menstabilkan rantai pasok global, memicu rebound pasar saham dan aset digital.
Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) menjadi pendorong utama kenaikan harga Bitcoin.
Pelaku pasar kini memperkirakan peluang 99% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) dalam rapat FOMC pada 28β29 Oktober 2025.
Jika terealisasi, suku bunga acuan AS akan turun ke kisaran 3,75%β4%, level terendah sejak awal 2023.
Ketua The Fed Jerome Powell juga memberi sinyal bahwa kebijakan pengetatan likuiditas (quantitative tightening) kemungkinan akan berakhir pada Januari 2026.
Langkah tersebut diyakini dapat menambah likuiditas pasar dan berpotensi menghidupkan kembali reli kripto besar seperti yang terjadi pada tahun 2021.
Secara teknikal, Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pemulihan momentum.
Indikator Relative Strength Index (RSI) pada grafik empat jam memperlihatkan divergensi bullish, yang menandakan tekanan jual mulai melemah dan investor mulai melakukan aksi beli di level bawah.
Selain itu, grafik dua mingguan Bitcoin juga menunjukkan tiga pola bullish utama:
Analis teknikal Mags memperkirakan Bitcoin bisa terus naik dalam pola kanal menanjak (ascending channel) dengan target di kisaran US$ 250.000 β 290.000, jika konfirmasi breakout terjadi.
Sementara analis Aksel Kibar mengambil pendekatan lebih konservatif dengan target kenaikan di US$ 141.300, berdasarkan formasi inverse head-and-shoulders yang kini tengah terbentuk di grafik jangka panjang.
Konsensus di kalangan analis menilai bahwa Bitcoin telah membentuk dasar harga (market bottom) baru di kisaran US$ 107.000β110.000.
Dengan likuiditas yang meningkat, suku bunga yang menurun, dan optimisme geopolitik, pasar kripto berpotensi memasuki fase bullish baru menjelang akhir tahun.
βKombinasi antara pelonggaran moneter dan berkurangnya tekanan global menciptakan kondisi sempurna untuk reli besar Bitcoin,β tulis analis CoinTelegraph Markets.
βJika tren ini berlanjut, Bitcoin berpotensi naik 50β70% dari level saat ini, dengan target menengah di atas US$ 180.000.β
Kenaikan Bitcoin di atas US$ 110 ribu menjadi sinyal awal bahwa pasar mulai pulih setelah tekanan panjang.
Dengan faktor makro yang kini berbalik positif dan indikator teknikal mendukung, fase akumulasi tampak mulai terbentuk.
Jika konfirmasi breakout di atas US$ 115.000 terjadi dalam waktu dekat, Bitcoin berpotensi melanjutkan tren naik menuju US$ 140.000β192.000, bahkan bisa menembus US$ 250.000 pada skenario optimistis.
Oktober yang awalnya disebut sebagai βUptober yang lesuβ bisa saja berubah menjadi awal kebangkitan besar Bitcoin menjelang penutupan tahun 2025.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...