Trailing stop bisa dibilang ibarat satpam digital: menjaga cuan kamu tanpa menghalangi momen profit maksimal—kecuali kamu terlalu takut ambil risiko. Yuk, bedah bareng.
Trailing stop itu mirip stop-loss otomatis, tapi bergerak mengikuti harga yang naik—kalau harga turun, dia diem aja. Jadi kalau harga mundur setelah kamu untung, trailing stop akan “menjerat” keuntunganmu. Cerdas, bukan?
Katanya sih simpel: trailing stop ditetapkan tetap, misal Rp100.000 di bawah harga pasar—tetap sama RX. Kalau harga naik, trailing stop juga ikut naik Rp100.000. Kalau turun, tanpa kompromi: tutup posisi.
Lebih pintar: pakai ATR atau volatilitas pasar sebagai patokan. Jadi kalau pasar lagi tenang, trailing stop ketat; kalau pasar gejolak, lebih longgar. Canggih? Banget.
Bayangin kamu mau beli saham ABC di harga Rp1.000.
Kamu pasang:
Kalau harga naik ke Rp1.200:
Kalau turun, trailing stop akan memicu order jual.
Trailing stop itu sahabat sejati trader yang mau manfaatkan tren tanpa jadi korban volatilitas. Pas buat yang gak mau deg-degan tiap detik. Gampang, kan?
Kalau kamu suka artikel sarkas-edukatif kayak gini, wajib follow akun social media INVEZTO! Banyak info menarik, meme finansial, dan strategi gokil siap ngedrop tiap hari—follow sekarang juga supaya kamu gak kudet! 🚀
💥 SIGNAL XAU/USD – 7 AGUSTUS 2025Em...
Cara Swing Trade Sambi...
3 Tips Unik Biar G...
🏆 Analisis Teknikal XAU/USD – Emas ...