Pasangan GBP/USD terus menunjukkan tekanan bearish di awal minggu ini, bergerak mendekati level terendah sejak November 2023 di sekitar 1,2200 selama sesi Asia. Pound Inggris menghadapi tantangan akibat kekhawatiran terhadap stagflasi yang disebabkan oleh inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi. Selain itu, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Inggris meningkatkan kekhawatiran terkait kondisi fiskal negara tersebut, memperkuat sentimen negatif terhadap GBP. Di sisi lain, Dolar AS menguat berkat data tenaga kerja AS yang solid, seperti Nonfarm Payrolls (NFP) yang melampaui ekspektasi, serta penurunan Tingkat Pengangguran menjadi 4,1%. Hal ini mendorong ekspektasi kebijakan hawkish Federal Reserve yang mendukung penguatan lebih lanjut Dolar AS.
Terlepas dari penguatan tren bearish, indikator RSI pada grafik harian menunjukkan kondisi sedikit jenuh jual, sehingga mungkin diperlukan fase konsolidasi atau rebound kecil sebelum pergerakan turun berlanjut. Dengan latar belakang fundamental yang mendukung pelemahan GBP/USD, pasangan ini berpotensi menembus di bawah level 1,2100, mendekati swing low November 2023. Tanpa rilis data ekonomi signifikan dari Inggris atau AS, arah pergerakan harga diperkirakan akan tetap didominasi oleh faktor eksternal dan sentimen pasar.
Analisis Teknikal AUD/USD: Bearish Setel...
Harga emas global terus mengalami kenaik...
Analisis Teknikal XAU/USD: Emas Berpoten...
Potensi resesi di Amerika Serikat (AS) s...