
Pasar kripto kembali tertekan dalam 24 jam terakhir, setelah pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang bernada hawkish mengguncang ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter.
Harga Bitcoin (BTC) pun jatuh tajam ke level US$ 110 ribu, menghapus sebagian besar kenaikan yang terbentuk di awal pekan.
Berdasarkan data CoinMarketCap, Kamis (30/10/2025) pukul 06.45 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 1,41% menjadi US$ 3,74 triliun dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) Bitcoin masih berada di US$ 126.223, yang tercatat pada 6 Oktober 2025.
Dikutip dari CoinDesk, tekanan terhadap Bitcoin meningkat setelah Konferensi Pers Jerome Powell usai keputusan suku bunga The Fed.
Powell mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum menjadi keputusan pasti, meski pasar sebelumnya memperkirakan peluang hampir 90% untuk pelonggaran lanjutan.
“Pemangkasan suku bunga pada Desember masih jauh dari kesimpulan,” ujar Powell dalam konferensi pers di Washington, Rabu malam waktu setempat.
Pernyataan tersebut langsung mengubah ekspektasi pasar secara drastis. Data CME FedWatch Tool menunjukkan peluang penurunan suku bunga Desember anjlok dari 90% menjadi 69% hanya dalam beberapa jam.
Tak lama setelah pidato Powell, harga Bitcoin anjlok lebih dari 5% ke kisaran US$ 110 ribu, sementara pasar saham AS juga berbalik arah dari zona hijau menjadi melemah tipis.
Meski The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,75%–4,00% sesuai ekspektasi, pernyataan Powell dianggap sebagai “pemangkasan yang bernuansa hawkish” karena mengisyaratkan sikap waspada terhadap risiko inflasi dan ketidakpastian data ekonomi.
“Ketiadaan data akibat shutdown membuat arah kebijakan The Fed tidak bisa ditebak, dan ketidakpastian inilah yang paling dibenci pasar,” kata Marcin Kazmierczak, Co-founder RedStone.
Kazmierczak menjelaskan bahwa shutdown sebagian pemerintah AS yang telah berlangsung lebih dari dua minggu menghambat publikasi data ekonomi penting, seperti inflasi PCE dan laporan ketenagakerjaan (Nonfarm Payroll).
Hal ini membuat pasar kehilangan panduan makro yang jelas, sehingga setiap komentar pejabat The Fed menjadi sangat berpengaruh terhadap sentimen investor.
“Dalam situasi seperti ini, volatilitas ekstrem di Bitcoin sangat mungkin terjadi hingga akhir tahun,” tambahnya.
Secara teknikal, Bitcoin kini bergerak dalam rentang US$ 110.000 – 120.000, dengan area US$ 110.000 sebagai level support utama.
Jika harga gagal bertahan di atas zona ini, risiko penurunan menuju US$ 106.000 – US$ 104.500 akan meningkat.
Namun, menurut Paul Howard, Direktur di perusahaan perdagangan kripto Wincent, penurunan saat ini bisa dimanfaatkan untuk akumulasi jangka pendek.
“Kondisi ini mungkin menjadi kesempatan akumulasi. Saya memperkirakan akan ada perbaikan makro pada November yang dapat mengangkat aset berisiko sebelum konsolidasi di akhir tahun,” ujarnya.
Howard menambahkan bahwa selama Bitcoin tidak menembus di bawah US$ 108.000, peluang rebound tetap terbuka, terutama jika The Fed mulai memberikan sinyal dovish pada akhir kuartal.
Dengan pernyataan hawkish Powell, pasar kini menilai arah suku bunga AS lebih sulit diprediksi. Investor kripto dihadapkan pada fase volatilitas tinggi menjelang akhir tahun, sementara fokus akan beralih ke data ekonomi berikutnya di November.
Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan lanjutan, sentimen dovish dapat kembali mendukung reli Bitcoin.
Sebaliknya, jika data justru menguat, risiko tekanan jual lanjutan akan meningkat.
“The Fed berada dalam posisi sulit — menyeimbangkan stabilitas inflasi dan pasar tenaga kerja, sambil menghadapi ketidakpastian fiskal akibat shutdown,” tulis CoinDesk Markets dalam laporannya.
Koreksi tajam Bitcoin kali ini bukan semata karena pelemahan fundamental, melainkan akibat kejutan komunikasi kebijakan moneter The Fed.
Selama harga masih bertahan di kisaran US$ 110 ribu, struktur pasar bullish jangka menengah tetap utuh.
“Volatilitas mungkin meningkat, tapi koreksi ini justru bisa menjadi fase konsolidasi sehat sebelum reli berikutnya,” tutup Howard.
EUR/USD (~1.1480)Pasangan ini turun ke ~...
Sistem Trading Berbasis Siklus...
Emas 1979 vs 2025: Saat Sejara...
Bisakah Anda Menghapus Emo...