Harga emas dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Senin (16/6/2025), setelah mencatatkan kenaikan lima hari berturut-turut. Harga logam mulia ini ditutup melemah 1,09% ke level US$ 3.395,5 per troy ons di pasar spot, turun dari level penutupan akhir pekan lalu.
Penurunan ini terjadi setelah reli emas yang mengesankan dalam sepekan terakhir, di mana harga sempat melonjak hingga 2,55%. Lonjakan tersebut bahkan hampir membawa harga emas menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Kondisi ini memicu aksi ambil untung (profit taking) dari investor yang telah meraup cuan cukup besar selama tren kenaikan berlangsung.
Tekanan jual yang muncul akibat aksi profit taking menjadi pemicu utama koreksi harga. Saat harga emas sudah terlalu tinggi dalam waktu singkat, para pelaku pasar cenderung merealisasikan keuntungan, yang pada akhirnya memicu penurunan harga.
Selain faktor teknikal, perkembangan geopolitik juga turut mempengaruhi arah pergerakan emas. Ketegangan antara Iran dan Israel tampaknya mulai sedikit mereda. Mengutip laporan Bloomberg yang bersumber dari Wall Street Journal, Iran menunjukkan sinyal ingin menurunkan eskalasi konflik dan bahkan bersedia melanjutkan pembicaraan terkait program nuklir dengan Amerika Serikat.
Meski kedua negara masih saling melancarkan serangan udara, tanda-tanda diplomasi ini memberikan harapan kepada pasar bahwa kemungkinan pecahnya perang skala besar dapat dihindari. Kondisi ini membuat investor lebih tenang dan mulai keluar dari aset lindung nilai seperti emas.
“Volatilitas menurun hari ini. Banyak investor memilih bersikap menunggu dan melihat,” kata Ed Meir, Konsultan di Marex Capital Markets.
Emas selama ini dikenal sebagai safe haven, aset yang diburu saat kondisi global penuh ketidakpastian. Namun, ketika suasana mulai tenang, investor cenderung beralih ke aset yang lebih berisiko namun menjanjikan keuntungan lebih cepat—seperti saham.
Hal ini tercermin dari kinerja bursa saham AS dini hari tadi waktu Indonesia, di mana indeks S&P 500 menguat 0,94%, diikuti oleh Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Nasdaq Composite yang masing-masing naik 0,75% dan 1,52%.
Dengan redanya ketegangan dan sentimen pasar yang kembali positif terhadap aset berisiko, tekanan pada harga emas bisa berlanjut dalam jangka pendek. Namun, investor tetap akan memantau potensi risiko baru, baik dari data ekonomi maupun perkembangan geopolitik, yang dapat mengembalikan permintaan terhadap logam mulia ini.
🚨 SINYAL BUY XAU/USD – 17 JUNI 2025...
💴 USD/JPY Dekati Zona Krusial – Bre...
Pasangan mata uang USD/CAD mencatat peng...
📈 SINYAL BUY XAU/USD – 16 JUNI 2025...