Pernah nggak sih, kamu merasa yakin banget kalau harga suatu pasangan mata uang bakal naik atau turun, tapi akhirnya nggak jadi ambil posisi karena ragu? Lalu, saat harga bergerak sesuai prediksi, kamu cuma bisa gigit jari sambil berkata, "Tuh kan, harusnya tadi gue masuk."
Banyak yang bilang, trading harus berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Tapi, bagaimana dengan insting? Apakah itu hanya perasaan semata atau hasil dari pengalaman dan jam terbang?
Insting dalam trading bukan berarti asal tebak atau nekat. Itu adalah hasil dari pengalaman, pengamatan, dan pemahaman mendalam tentang pasar. Seiring waktu, trader yang berpengalaman bisa "merasakan" arah pasar tanpa harus melihat indikator yang rumit.
Insting tidak datang begitu saja. Ia berkembang melalui:
Penting untuk membedakan antara insting dan keputusan impulsif. Insting adalah hasil dari pengalaman dan pemahaman, sementara impulsif adalah keputusan yang diambil tanpa pertimbangan matang. Jangan sampai kamu menyalahkan "insting" padahal sebenarnya itu hanya keputusan gegabah.
Mengandalkan insting dalam trading bukanlah hal yang tabu, asalkan didukung oleh pengalaman dan pemahaman yang baik tentang pasar. Jangan takut untuk mempercayai instingmu, tapi tetap disiplin dalam manajemen risiko. Ingat, insting yang tajam adalah senjata ampuh bagi trader yang bijak.
[TRADING SIGNAL - XAU/USD]Emas kembali b...
[TRADING SIGNAL - GBP/USD]Poundsterling ...
🟡 XAU/USD: Jalur Menuju $3.500 Terbuk...
📉 AUD/USD: Bias Bullish Mulai Rapuh, ...