Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 24 Oct, 2025

Perlukah Menambah Posisi yang Sedang Rugi? Panduan Psikologi Trader

Perlukah Menambah Posisi yang Sedang Rugi? Panduan Psikologi Trader

Perlukah Menambah Posisi yang Sedang Rugi? Panduan Psikologi Trader

Pernahkah Anda merasa “oke, kalau turun sedikit lagi saya tambahkan saja—nanti balik juga”? Nah, sebelum Anda menekan tombol “Buy More”, mari kita selami baik-baik: apakah menambah posisi yang rugi itu langkah pintar atau jebakan emosional? Dalam artikel ini, kita akan kupas strategi, risiko psikis, dan cara berpikir yang lebih sehat agar Anda tidak berjudi dengan modal sendiri.

Apa Itu “Scaling In” ke Posisi Rugi?

Istilah “scaling in” bisa terdengar keren — Anda menambahkan lebih banyak ukuran posisi ketika pasar berbalik melawan Anda, dengan harapan rata-rata harga masuk menjadi lebih baik. Dalam konteks posisinya merugi, Anda menambah agar bisa “membayar” harga masuk menjadi lebih rendah.

Tapi tunggu—itu tidak selalu berarti Anda akan untung. Jika harga terus menjauh, Anda hanya memperbesar luka.

Tarik Napas: Mengapa Trader Tergoda Menambah Posisi Rugi?

  • Harapan yang buta: “Masa iya tidak balik?” — ini logika tipikal berharap keajaiban.
  • Kebutuhan untuk “benar”: Banyak yang enggan mengakui kesalahan kecil, jadi menambah agar “masih punya peluang.”
  • Psikologi kerugian: Kita cenderung menahan ketika rugi dan cepat mengambil ketika untung. Itu namanya lawan naluri sehat.

Kapan Menambah Posisi Rugi Justifiable?

Ya, ada beberapa situasi di mana “scaling” bisa masuk akal — dengan catatan: disiplin dan rencana yang matang. Jika Anda melakukan tanpa strategi, itu bukan scaling — itu namanya berharap (dan berharap kadang-kadang bikin celaka).

1. Ada Rencana Sebelumnya

Jika strategi trading Anda memang sudah mencakup titik entry, zona tambahan, dan batas risiko, maka menambah posisi mungkin bagian dari skenario yang sudah Anda terima kemungkinan plus minusnya. Tapi kalau baru berpikir “nanti aja tambah kalau rugi,” itu bukan rencana — itu improvisasi penuh bahaya.

2. Risiko Tambahan Masih Dalam Batas Aman

Anda harus punya batas maksimal kerugian yang Anda siap tanggung sejak awal. Jika dengan menambah posisi Anda justru melewati batas toleransi dan bisa menghancurkan akun—maaf, “menambah” bukan jawaban.

3. Ada Alasan Teknis / Sinyal Kuat

Misalnya: support historis, pola pembalikan, atau indikator teknis yang kuat memberikan konfirmasi. Tapi — ya, tapi — jangan menjadikan sinyal itu sebagai tameng harapan bila situasi pasar secara keseluruhan bergerak melawan Anda.

Risiko Fatal dari Menambah Posisi Rugi

Kalau Anda belum mantap di posisi ini, berikut “hadiah spesial” yang mungkin menunggu:

Kehancuran Ekuitas / Blow Up Akun

Semakin Anda menambah di posisi yang salah, semakin besar potensi kerugian. Dan jika modal Anda tidak cukup kuat—boom—seluruh akun bisa ambles.

Emosi Overload & Keputusan Tak Rasional

Menambah posisi saat rugi memicu kecemasan, panik, dan “berharap saja balik.” Dalam keadaan stres emosional itu, keputusan berikutnya sering justru makin buruk.

Mengabaikan Trade Lain yang Potensial

Uang yang Anda alokasikan untuk “memperbaiki” satu posisi rusak mungkin bisa dipakai untuk peluang lain yang lebih menjanjikan. Tapi kalau semua dana terkunci dalam satu mimpi baliknya harga—sayang sekali!

Strategi Alternatif: Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Menambah?

Evaluasi vs Tujuan Awal

Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini masih sejalan dengan rencana awal saya?” Jika jawaban Anda ragu-ragu, hentikan dulu kaki menuju tombol “Tambah Posisi.”

Gunakan Cut Loss Tepat Waktu

Kalau posisi tidak menunjukkan tanda-tanda pembalikan dalam rentang wajar, lebih baik keluar sebelum luka makin dalam. Ingat: lebih baik rugi kecil daripada rugi menghantam.

Atur Ulang Rencana & Ukuran Posisi

Konsiderasikan kembali strategi Anda — bisa saja Anda mengurangi ukuran posisi entry berikutnya atau menyesuaikan stop-loss agar lebih realistis.

Contoh Ilustratif

Bayangkan Anda membeli 1 lot EUR/USD di 1,1000 dengan toleransi risiko maksimal 2 %. Kalau harga turun ke 1,0950, Anda merasa “Ah, tambah 1 lot lagi di sini supaya rata-rata jadi 1,0975.” Tunggu dulu. Kalau harga ternyata terus jatuh ke 1,0900? Anda harus mampu menahan tekanan — baik secara finansial maupun emosional.

Jika Anda menambah tanpa kalkulasi, Anda hanya memperbesar eksposur terhadap risiko yang sudah salah. Skenario pembalikan itu boleh, tapi jika itu satu-satunya harapan Anda—bersiaplah untuk kecewa.

Psikologi yang Harus Anda Tumbuhkan

Menjadi trader sukses bukan soal punya banyak modal, tetapi punya mental baja. Berikut karakter berpikir yang harus Anda latih:

  • Disiplin terhadap rencana: Jika skenario gagal, tinggalkan posisi.
  • Kemampuan menghargai kerugian: Rugi itu bagian dari permainan — belajar dan move on.
  • Emosi tertahan: Jangan biarkan marah, takut, atau harapan membimbing keputusan trading Anda.
  • Keterbukaan terhadap sinyal baru: Jika pasar berubah, Anda juga harus fleksibel meninggalkan posisi lama dan mencari peluang baru.

Kesimpulan

Menambah posisi yang sedang merugi — terdengar heroik, tetapi seringkali lebih mirip bunuh diri perlahan. Jika itu bukan bagian dari rencana awal Anda, jika risiko tambahan melewati batas, atau Anda hanya melakukannya agar tidak “salah sedikit,” maka Anda sedang bermain harapan, bukan strategi.

Lebih bijak untuk: evaluasi ulang posisi, ketahui kapan harus cut loss, dan gunakan dana untuk peluang yang punya probabilitas lebih baik. Ingat — pasar akan terus memberi peluang lain. Jangan rusak akun Anda demi satu mimpi balik.

Kalau Anda suka gaya penulisan seperti ini dan ingin terus belajar strategi, psikologi trading, dan tips eksklusif lainnya — **ikuti akun sosial media INVEZTO** sekarang juga! Di sana Anda bisa dapat insight, update, dan motivasi yang (semoga) tidak bikin Anda makin gila. 😉

You may also like

Related posts