Dalam dunia trading, rugi itu bukan sekadar kemungkinan—itu keniscayaan. Kalau kamu masih berharap bisa trading tanpa rugi, mungkin kamu lebih cocok jadi penulis novel fantasi. Karena di dunia nyata, bahkan trader paling jago pun pernah (dan akan) mengalami kerugian.
Bayangkan kerugian sebagai sahabat yang selalu jujur. Dia nggak akan segan-segan bilang, "Eh, strategi kamu barusan jelek banget." Menyakitkan? Iya. Tapi justru dari kritik pedas itulah kita bisa belajar dan berkembang.
Trader sukses bukan yang nggak pernah rugi, tapi yang bisa belajar dari setiap kerugian. Mereka tahu bahwa setiap loss adalah pelajaran berharga yang nggak bisa didapat dari buku atau seminar mahal.
Setelah mengalami kerugian, reaksi pertama yang wajar adalah kecewa atau marah. Tapi jangan berlama-lama tenggelam dalam emosi. Segera evaluasi:
Ingat, tujuan evaluasi bukan untuk menyalahkan diri sendiri, tapi untuk menemukan cara agar kesalahan yang sama nggak terulang.
Salah satu jebakan terbesar setelah rugi adalah keinginan untuk "balas dendam" ke pasar. Masuk posisi tanpa analisis matang, overtrade, atau menggandakan lot dengan harapan cepat balik modal. Hasilnya? Biasanya malah tambah rugi.
Lebih baik ambil jeda sejenak, tenangkan pikiran, dan kembali ke pasar dengan strategi yang lebih solid.
Dalam trading, kerugian adalah bagian dari proses belajar. Alih-alih menghindarinya, lebih baik kita belajar untuk menerimanya dengan lapang dada dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Dengan begitu, setiap kerugian akan membawa kita satu langkah lebih dekat ke kesuksesan.
USD/JPY – Pemulihan Tertahan, Fokus di...
Trump Media & Technology Group (TMTG...
Rahasia Trading Emas: Tips dar...
Trading Akun Prop Firm vs. Aku...