Our professional Customer Supports waiting for you! Contact now
Everyday: 09:00am - 10:00pm
By Invezto in Trading Insight on 20 Oct, 2025

Trend Following: Cara Naik Gelombang Tanpa Tersapu Pasar

Trend Following: Cara Naik Gelombang Tanpa Tersapu Pasar

Trend Following: Cara Naik Gelombang Tanpa Tersapu Pasar

Pasar itu seperti lautan: kadang gelombangnya tenang, kadang seperti tsunami yang bisa menyapu trader yang terlalu percaya diri. Artikel aslinya dari TradingView membahas strategi trend following — cara “naik gelombang” harga tanpa terguling — dan di sini aku bakal jelaskan versi mudahnya, diselingi sedikit sindiran (karena hidup ini terlalu serius kalau nggak bisa ditertawakan).

Apa Itu Trend Following? (Jangan Dulu Bingung)

Di inti sederhana-nya, trend following artinya kamu nggak berusaha menebak kapan pasar akan berbalik arah — kamu hanya ikutan arah yang sudah ada. Kalau harga naik → kamu beli. Kalau harga turun → kamu jual. Sederhana? Ya. Tapi bukan berarti gampang.

Konsepnya: pasar punya momentum, dan kamu sebagai trader bukan “pahlawan tunggal” yang mengubah arah pasar — kamu cuma penumpang yang mencoba ikut arus besar sambil tetap sadar kalau kapal bisa goyah.

Kenapa Trend Following Bisa Efektif (Tapi Jangan Sok Pede)

Pasar Sebagai Kawanan yang Bergerak Bersama

Bayangkan: banyak pemain pasar (trader, institusi, algoritma) punya psikologi yang mirip — takut kehilangannya, takut mencoba terlalu dini, takut FOMO. Akhirnya banyak yang bergerak ke arah sama. Jadi, alih-alih lawan arus, kamu bisa “berkawan” dengan arus itu.

Asimetri Risiko vs Imbal Hasil

Strategi ini membolehkan kamu memotong kerugian kecil tapi membiarkan keuntungan besar berjalan. Jadi, kamu cukup “benar sebagian waktu” saja. Jika kamu bisa konsisten dalam aturan, hasil jangka panjangnya bisa memuaskan.

Disiplin Lebih Penting daripada Omong Besar

Trend following bukan strategi “cepat kaya tanpa usaha”. Ia mengutamakan konsistensi, kesabaran, dan penerimaan bahwa kamu akan sering salah — tapi kalahnya kecil, menangnya bisa besar.

Alat Klasik Trend Following (Biar Nggak Cuma Tebak Tebakan)

Moving Averages (MA)

Misalnya: MA 50 hari melintas di atas MA 200 hari → itu sinyal bullish. Jika harga berada di atas dua MA tersebut — tren naik masih kuat. Kalau harga jatuh di bawah MA jangka panjang — siap-siap tren mungkin berubah.

Support & Resistance / Pola Tren

Gambarlah garis tren, titik-titik support / resistance. Jika harga konsisten hormati garisnya — itu sinyal baik. Jika breakout dari resistance dengan volume — bisa jadi peluang bagus.

Konfirmasi & Volume

Jangan masuk cuma karena “kayaknya akan naik”. Perlu konfirmasi: misalnya candle penutupan di atas resistance + volume tinggi. Tanpa itu, bisa jadi cuma “palsu breakout”.

Stop-Loss / Manajemen Risiko

Ini kunci: banyak trader gagal bukan karena ide salah, tapi mereka tidak bisa “mengakui salah”. Stop-loss memungkinkan kamu membatasi kerugian, daripada berharap harga segera berbalik.

Tantangan & Bahaya Dalam Trend Following

“Choppy Market” (Pasar Ruwet Tanpa Arah Jelas)

Kadang pasar bergerak “samping-samping”, naik turun tanpa tren jelas. Di situ banyak sinyal palsu muncul. Trader trend following mungkin salah masuk berkali-kali di fase ini.

Emosi dan Godaan Keluar Dini

Pullback kecil bisa bikin takut — “Wah, ini udah mulai turunnya.” Kalau kamu panik keluar terlalu cepat, bisa kehilangan porsi dari tren besar yang masih berlangsung.

Resistance Kuat & Reversal Tak Terduga

TREN akan habis jika ada reversal signifikan atau berita guncangan. Jangan terlalu yakin bahwa tren akan “selamanya”.

Market Noise & Overtrading

Kalau kamu terlalu sering cari entry, bisa dihantui false signal — dan biaya transaksi (spread, slippage) bisa memakan margin keuntungan.

Strategi Praktis Agar Kamu Tidak “Tersapu”

  • Tunggu konfirmasi: Tunggu breakout bersih atau sinyal kuat sebelum masuk.
  • Gunakan stop-loss yang jelas: Bila harga bergerak melawanmu, keluar dulu (kecil kerugiannya).
  • Biarkan keuntungan berjalan: Jangan ambil untung terlalu cepat kalau tren masih kuat.
  • Scaling in & out: Masuk secara bertahap, keluarkan sebagian profit jika sudah jauh naik.
  • Jangan ikut semua tren: Pilih tren yang volumenya kuat dan risk-reward-nya sehat.
  • Sabarlah, dan tahan godaan emosional: Kalau semua terasa menakutkan, tunggu dulu dan jangan overtrade.

Illustrasi Skenario (Contoh Hipotetis)

Misalnya indeks S&P 500 baru-baru ini menembus resistance penting, candle penutupan kuat + volume mendukung → kamu masuk buy. Kalian gunakan stop-loss sedikit di bawah support, lalu biarkan posisi berjalan. Jika tren terus naik, kamu dapat sebagian hasil besar. Tapi jika tiba-tiba reversal besar atau data ekonomi gila-gilaan muncul, stop-loss akan menyelamatkan modalmu dari kerugian besar.

Kalau kamu keluar dini karena takut (padahal tren masih jalan) — yaudah, kamu cuma ikut “nonton” dan melewatkan bagian terbaik.

Kesimpulan 

Trend following bukan ilmu gaib, melainkan filosofi: jangan lawan pasar — ikut selama masih memungkinkan, dan keluar ketika sinyalnya berubah. Tapi jangan dikira ini mudah — kamu bakal sering salah, sering dicambuk pasar, sering diuji kesabaran.

Tapi kalau kamu disiplin, sabar, dan punya sistem, strategi ini bisa membantumu “menang di tengah keramaian.”

Kalau kamu pengin terus up-to-date dengan analisis ringan tapi bermakna seperti ini — yuk follow akun sosial media INVEZTO. Di sana kami rutin share insight, strategi, dan edukasi supaya kamu nggak cuma ikut-ikutan pasar, tapi ikut dengan kepala jernih.

You may also like

Related posts