Harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate (WTI), tergelincir tajam ke kisaran $65,15 pada perdagangan sesi Asia hari Selasa, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata penuh antara Israel dan Iran.
Pernyataan ini langsung meredakan ketegangan pasar terhadap potensi gangguan pasokan energi dari kawasan Timur Tengah, yang sebelumnya sempat mendorong harga minyak lebih tinggi akibat risiko eskalasi konflik.
Meskipun Parlemen Iran menyetujui keputusan untuk menutup Selat Hormuz sebagai bentuk balasan atas serangan AS akhir pekan lalu, aksi tersebut belum menimbulkan gangguan besar terhadap pengiriman minyak global. Iran bahkan menyerang pangkalan militer AS di Qatar, tetapi hingga saat ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan secara resmi, menunjukkan bahwa konflik berangsur mereda.
Trump menyampaikan bahwa kesepakatan gencatan senjata "lengkap dan total" kini sedang dijalankan, sebuah sinyal kuat bahwa risiko konflik regional meluas mulai menurun.
Merosotnya ketegangan di kawasan berpengaruh besar terhadap harga WTI yang sebelumnya sempat naik akibat spekulasi potensi perang skala besar di Timur Tengah. Minyak kembali dijual karena kekhawatiran terhadap gangguan pasokan kini dianggap lebih kecil kemungkinannya.
Namun begitu, bukan berarti harga akan terus melemah. Ada dua faktor utama yang bisa menahan penurunan:
Harga minyak turun setelah Trump umumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Namun, kekhawatiran global belum benar-benar sirna. Kombinasi dari geopolitik yang mereda, potensi pemangkasan suku bunga The Fed, dan data ekonomi AS yang akan segera dirilis akan menjadi kunci arah WTI selanjutnya.
💥 SIGNAL USD/JPY – 24 JUNI 2025 (Pu...
📉 USD/JPY Terkoreksi di Bawah SMA 100...
🇦🇺 Dolar Australia Menguji EMA 9-H...
Tahun 2025 bisa jadi titik balik penting...