Menteri Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, menegaskan bahwa pelemahan Yen (JPY) memberikan dampak beragam pada perekonomian Jepang. Dalam pernyataannya hari ini, Akazawa menekankan pentingnya stabilitas nilai tukar yang mencerminkan fundamental ekonomi, meskipun ia enggan mengomentari level spesifik mata uang.
Melemahnya Yen menyebabkan kenaikan harga impor, terutama bahan bakar, pangan, dan bahan baku, yang berdampak pada daya beli rumah tangga. Inflasi inti Jepang kini mendekati target 2% Bank of Japan (BOJ), tetapi kenaikan biaya hidup semakin terasa di sektor domestik.
Perusahaan kecil yang bergantung pada bahan baku impor mengalami tekanan karena kenaikan biaya produksi. Selain itu, pelemahan Yen tidak lagi memberikan dorongan signifikan bagi ekspor karena banyak produsen telah memindahkan basis produksinya ke luar negeri.
Bank of Japan masih mempertahankan kebijakan moneter longgar untuk mencapai inflasi yang berkelanjutan. Namun, beberapa anggota dewan, seperti Naoki Tamura, mengusulkan kenaikan suku bunga hingga 1% pada paruh kedua 2025 untuk merespons inflasi yang meningkat.
Analis Trading Economics memperkirakan USD/JPY akan berada di 153,18 dalam 12 bulan mendatang, didorong oleh perbedaan kebijakan moneter antara AS dan Jepang serta inflasi yang masih belum terkendali. Namun, potensi kenaikan suku bunga BOJ dan intervensi pemerintah bisa menjadi faktor yang mendorong penguatan Yen dalam jangka menengah.
✅ Gabung di Grup Facebook Invezto Trader Community
https://www.facebook.com/share/g/14Gi6cEeNo/
✅ Dapatkan Update dan Insight Eksklusif di Channel WhatsApp
https://whatsapp.com/channel/0029VaoZVAb0QeafSnki4e03
Tetap konsisten, terus belajar, dan semoga sukses di perjalanan tradingmu!
Presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald T...
Analisis Teknikal USD/JPY: Potensi Korek...
Analisis Teknikal AUD/USD: Bearish Setel...
Harga emas global terus mengalami kenaik...