Harga Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan signifikan setelah rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat untuk Desember 2024, yang menunjukkan inflasi tahunan sebesar 2,9%. Kondisi ini mendorong nilai Bitcoin melampaui US$102.000 atau sekitar Rp1,6 miliar. Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.
Selain Bitcoin, aset kripto lain seperti Ethereum (ETH), XRP, Solana (SOL), dan Stellar (XLM) juga mengalami peningkatan harga. Kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$3,7 triliun dengan volume perdagangan sebesar US$183 miliar.
CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menyatakan bahwa inflasi yang terkendali membuka peluang bagi Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan suku bunga, yang dapat meningkatkan momentum kenaikan harga Bitcoin. Ia juga menyoroti bahwa keputusan The Fed akan sangat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Optimisme pasar tercermin dalam Indeks Fear and Greed kripto yang menunjukkan angka 75 dari 100, menandakan dominasi sentimen optimisme di kalangan investor. Namun, Oscar mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati terhadap volatilitas pasar dan mempertimbangkan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global.
Secara keseluruhan, dengan kombinasi regulasi yang lebih jelas, adopsi institusional, dan momentum pasar, tahun 2025 diprediksi menjadi tahun penting bagi Bitcoin dan ekosistem kripto secara keseluruhan.
EUR/USD – Analisis Teknikal HarianHarg...
USD/JPY – Analisis Teknikal HarianHarg...
XAU/USD – Analisis Teknikal HarianHarg...
USD/JPY – Analisis Teknikal HarianHarg...